; tulisan saat goblok mendera karena dingin dan kabar
satu lagi sahabat saya akan menikah. tapi saya tak memiliki alasan -lagi- untuk datang. begitulah, sejak lama saya menjauhi suasana pesta perayaan itu, khususnya pesta-pesta pernikahan sahabat-sahabat saya sendiri. kebetulan selalu saja ada acara yang tak bisa tinggal. tapi bulan depan itu? adakah alasan untuk saya tak datang ke acara itu?
yang akan menikah adalah sahabat masa kecil. kami boleh saja menyebutnya, ‘mantan pacar’ tapi hubungan kami tak pernah lebih dari keakraban dua manusia kecil yang sibuk membahas banyak hal. tiba-tiba saya bersedih, bukan karena cemburu, sama sekali bukan. tapi karena merasa ditinggalkan oleh kawan-kawan saya dahulu. oh, saya tentu saja senang dengan kabar itu. saya bahkan berharap dia ‘baik-baik’ saja dalam pernikahan yang dia dirikan bersama pengantin pilihannya.
tapi mengapa saya tak memiliki kemantapan hati untuk datang? saya bisa saja memberi alasan; terlalu jauh, cinta (begitu kami biasa saling memanggil setelah perpisahan sekian tahun dulu). atau; kau tahu aku tak mudah menghafal jalan, aku pasti kesasar. memang segala alasan terbuka lebar untuk saya, tapi sering saya merasa ini tidak adil untuk saya sendiri jika menerus menjauhi pesta pernikahan.
kiranya kemantapan hati seperti apakah yang bisa dimiliki seorang sahabat pada karibnya di pesta pernikahan? saya lebih senang tiba-tiba tahu mereka semua sudah menikah, dengan ataupun belum adanya seorang anak.
dari sekian banyak teman saya, ada satu orang yang membuat saya cemas menunggu sekaligus tak berharap mendengar kabar pernikahan darinya. seseorang yang pernah mengajari saya menyeberang sebuah jalan dengan cara yang paling aman dan benar. seseorang yang saya rindukan sekaligus tinggalkan. seseorang yang selalu membuat saya bergetar saat dia menatap saya lembut dan santun. akan butuh waktu untuk saya menuliskan ini lagi suatu saat nanti, bila dia yang memberikan selembar undangan untuk saya.
sekali lagi, saya akan ditinggalkan sahabat-sahabat terbaik saya. lagi dan lagi.
ashardi
November 3, 2008 at 11:02 pm
makanya… ndang…
herlinatiens
November 6, 2008 at 1:18 pm
ndang apa?
she
November 9, 2008 at 8:28 pm
ternyata semua bisa terjadi hanya dengan kemantapan hati, meski tanpa ada cinta…
begitu kah?!
vin
December 1, 2008 at 2:52 pm
berbahagia ketika orang lain berbahagia…memang terkadang menjadi tidak mudah, oleh entah sebab apa
tapi tanyalah pada hati…suatu hari nanti….
aryo yudistira
January 8, 2010 at 2:19 am
hmmm…apik..!
wiektyas
March 13, 2010 at 2:36 pm
sebuah lembaran yang membuat hati tercekat? hmmm….
jangan dinanti, hanya kan mengoyak hati sejak dini..
salam kenal mba Her ^^
nb: o ya mba, aku beli Koella di cafe Koella mgl..
apa mba pernah menulisnya disana sambil menatap gerbangnya?
(apa ada kaitannya ya.. hehehe..)
herlinatiens
September 1, 2010 at 8:47 am
terimakasih sudah membaca dan bahkan membeli koella 🙂
sewaktu riset iya pernah 🙂